·
Peer to Peer (P2P)
Teknologi-Cara kerjanya:
·
• Peer to Peer teknologi memungkinkan orang berbagi file melalui
jaringan di internet. Kebanyakan orang sekarang menggunakan apa yang dikenal
sebagai generasi kedua dari P2P, yang tidak seperti pendahulunya seperti
seperti Napter, generasi kedua tidak memiliki server terpusat.
·
·
Jaringan
P2P ( Peer-to-Peer )
·
Secara teknis, jaringan
P2P (peer-to-peer) adalah sebuah jaringan yang memungkinkan semua
komputer dalam lingkungannya bertindak/berstatus sebagai server yang memiliki
kemampuan untuk mendistribusikan sekaligus menerima berkas-berkas atau sumber.
Shuman Ghosemajumder dalam makalahnya yang berjudul Advanced Peer-Based Technology Business Models yang diterbitkan pada tahun 2002 membagi topologi jaringan P2P ke dalam 2 tipe. Berikut tipe-tipe tersebut:
1.Centralized Model
Model ini adalah model yang digunakan oleh Napster. Semua peer(pengguna) akan terhubung ke satu atau sekelompok (cluster) server.Server ini berfungsi untuk memfasilitasi (baca: sebagai mediator) hubungan antara peer dalam jaringan tersebut. Server tersebut dapat memainkan satu, dua atau ketiga peran berikut ini:
➢Discovery. Server yang memainkan peran ini akan meyimpan informasi tentang user yang sedang terhubung ke dalam sistem sekaligus memungkinkan semua user untuk mengetahui bagaimana cara menghubungi user tertentu yang sedang berada di dalam jaringan.
➢Lookup. Server dengan peran lookup memiliki kemampuan serverdengan peran discovery. Hanya saja, server ini juga akan menyediakan mekanisme pencarian yang tersentralisasi.
➢Content Delivery. Dalam peran ini, peer akan meng-upload semua atau beberapa data (content) milik mereka ke server pusat. Dengan cara ini, proses transfer data menjadi relatif lebih cepat ketimbang dengan kedua model peran sebelumnya. Dengan beberapa pertimbangan keadaan tentunya.
Shuman Ghosemajumder dalam makalahnya yang berjudul Advanced Peer-Based Technology Business Models yang diterbitkan pada tahun 2002 membagi topologi jaringan P2P ke dalam 2 tipe. Berikut tipe-tipe tersebut:
1.Centralized Model
Model ini adalah model yang digunakan oleh Napster. Semua peer(pengguna) akan terhubung ke satu atau sekelompok (cluster) server.Server ini berfungsi untuk memfasilitasi (baca: sebagai mediator) hubungan antara peer dalam jaringan tersebut. Server tersebut dapat memainkan satu, dua atau ketiga peran berikut ini:
➢Discovery. Server yang memainkan peran ini akan meyimpan informasi tentang user yang sedang terhubung ke dalam sistem sekaligus memungkinkan semua user untuk mengetahui bagaimana cara menghubungi user tertentu yang sedang berada di dalam jaringan.
➢Lookup. Server dengan peran lookup memiliki kemampuan serverdengan peran discovery. Hanya saja, server ini juga akan menyediakan mekanisme pencarian yang tersentralisasi.
➢Content Delivery. Dalam peran ini, peer akan meng-upload semua atau beberapa data (content) milik mereka ke server pusat. Dengan cara ini, proses transfer data menjadi relatif lebih cepat ketimbang dengan kedua model peran sebelumnya. Dengan beberapa pertimbangan keadaan tentunya.
·
2.Decentralized
Model
Model ini akan membuat semua peer memiliki status dan fitur yang sama dalam sebuah jaringan. Jadi, tidak akan ada server atau client di dalamnya. Contoh aplikasinya adalah Freenet. Dalam model terdesentralisasi, seorang peer tidak akan dapat mengetahui jumlah peerlainnya yang sedang terhubung di dalam jaringan. Selain itu, seorang peerjuga tidak akan dapat mengetahui alamat dari peer lain yang akan dihubunginya. Satu lagi kekurangan model ini adalah bahwa peer tidak dapat mengetahui isi (content) komputer milik peer lainnya yang sedang tersedia dalam jaringan.
Meskipun begitu, model desentralisasi juga memiliki kelebihan.
Diantaranya berkaitan dengan masalah keamanan, baik itu dilihat dari segi teknologi
maupun hukum hak cipta. Dari segi teknologi, model desentralisasi menguntungkan
karena akan lepas dari kemungkinan satu serangan tunggal yang dapat mematikan
jaringan. Sedangkan dari segi hukum hak cipta, meskipun masih menyisakan bias,
model ini relatif lebih bebas dari jerat undang-undang hak cipta karena content yang
tersebar dalam jaringan merupakan data yang hendak saling dipertukarkan. Bukan
untuk dijual atau dibajak.Model ini akan membuat semua peer memiliki status dan fitur yang sama dalam sebuah jaringan. Jadi, tidak akan ada server atau client di dalamnya. Contoh aplikasinya adalah Freenet. Dalam model terdesentralisasi, seorang peer tidak akan dapat mengetahui jumlah peerlainnya yang sedang terhubung di dalam jaringan. Selain itu, seorang peerjuga tidak akan dapat mengetahui alamat dari peer lain yang akan dihubunginya. Satu lagi kekurangan model ini adalah bahwa peer tidak dapat mengetahui isi (content) komputer milik peer lainnya yang sedang tersedia dalam jaringan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar